Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

MENJADI YANG TERBAIK

Gambar
Oleh: Y.M. Nyanasila, Thera. Seorang biku yang bijak dalam mengajar, di depan murid-muridnya, ia menggunakan tali benang untuk membuat garis lurus sepanjang 1 meter di atas lantai, lalu berkata kepada murid-muridnya : "Para biku, coba perpendek garis lurus ini!" "Baik Bhante".  Jawab para murid. Biku pertama, ia m emotong 20 cm benang itu sehingga menjadi 80 cm. Biku kedua, juga me lakukan hal yang sama, sehingga benang itu menjadi 60 cm. Biku ke 3 dan ke 4, juga melakukan hal yang sama, sehingga benang itu tersisa 20 cm. Biku kelima, ia t idak melakukan hal yang sama dengan memotong untuk mengurangi panjang benang yang masih tersisa 20 cm. Namun ia mengambil gulungan benang lainya dan membuat garis lurus yang baru sepanjang 120 cm, lalu ia meletakan di samping benang 20 cm itu, sehingga lebih panjang dari benang yang pertama. Guru menepuk bahunya dan berkata:  "Biku, kamu memang bijak, untuk membuat garis benang itu menjadi lebih pendek, tidak perlu memotongny...

SETETES EMBUN PAGI

Gambar
Oleh: Nyanasila, Thera. Setiap pagi datang, embun pagi bersamanya pun datang, kesejukan dan ketenangan begitu terasa ketika ia datang. Embun pagi pun selalu setia, ia datang setiap pagi tanda di undang sama sekali. Maka keindahan pagi adalah ketika kita melihat dan merasakan embun pagi. Ia Hadir Tidak Sendiri Embun pagi dengan keindahannya selalu hadir menunjukan pada kita bahwa "ini lho sudah pagi". Namun kehadirannya tidak sendirian, ia hadir selalu mengundang teman setianya, yakni matahari terbit. Matahari selalu hadir memberi gemerlap kilauan indah pantulan embun, namun setelah keindahan itu hadir, ia membawanya pergi. Matahari membawa embun pergi, lenyap seketika bersama keindahannya. Meski demikian ia selalu datang kembali, dan terus demikian. Belajar Dari Pesan Embun Pagi Pada satu ketika, Buddha mengingatkan para biku dengan perumpamaan embun pagi: "Bagaikan setetes embun pagi di ujung helaian rumput akan segera lenyap ketika matahari terbit...

Merawat Bunga Yang Layu

Gambar
Oleh: Nyanasila, Thera. Bunga adalah gambaran mengenai batin kita. Jadi batin kita ini sama seperti bunga. Lho, kok bisaaa??  Batin ada kesadaran dan bunga tidak ada, jadi jelas beda dong, antara bunga dan batin. Ssstt,, tunggu dulu. Jika Anda memiliki pikiran seperti ini, tunggu dulu, jangan menyimpulkan dulu, ya. Di sini yang saya maksud sama adalah sifat alaminya, yakni layu atau berubah. Sampai di sini paham, ya? Bahwa batin kita, itu bisa segar dan bisa layu, layaknya tanaman bunga. Sifat Alami Yang Sama Batin layaknya bunga, ia memiliki sifat yang sama, yakni berubah. Apa pun yang memiliki kebenaran akan ini, ia memiliki konsekuensi duka dan tanpa aku. Bunga ada waktunya segar dan indah, terlebih jika mendapatkan perawatan yang tepat. Seperti air, nutrisi, udara, matahari dan lainnya sebagai asupan untuk ia dapat tumbuh segar dan indah. Namun sedemikian rupa kita merawatnya tetap saja ada akhir, ia benar-benar layu kdmudian lenyap kesegaran dan keindahannya. Tetapi pohon bung...