SETETES EMBUN PAGI
Oleh: Nyanasila, Thera.
Setiap pagi datang, embun pagi bersamanya pun datang, kesejukan dan ketenangan begitu terasa ketika ia datang. Embun pagi pun selalu setia, ia datang setiap pagi tanda di undang sama sekali.
Maka keindahan pagi adalah ketika kita melihat dan merasakan embun pagi.
Ia Hadir Tidak Sendiri
Embun pagi dengan keindahannya selalu hadir menunjukan pada kita bahwa "ini lho sudah pagi". Namun kehadirannya tidak sendirian, ia hadir selalu mengundang teman setianya, yakni matahari terbit.
Matahari selalu hadir memberi gemerlap kilauan indah pantulan embun, namun setelah keindahan itu hadir, ia membawanya pergi. Matahari membawa embun pergi, lenyap seketika bersama keindahannya. Meski demikian ia selalu datang kembali, dan terus demikian.
Belajar Dari Pesan Embun Pagi
Pada satu ketika, Buddha mengingatkan para biku dengan perumpamaan embun pagi:
"Bagaikan setetes embun pagi di ujung helaian rumput akan segera lenyap ketika matahari terbit" (A.iv.137).
Embun pagi layaknya kehidupan kita, yakni waktu kehidupan yang terbatas dan cepat berlalu, di tambah banyaknya penderitaan dan kesengsaraan. Memahami dengan bijak mengenai kehidupan, maka kita harus memanfaat kehidupan dengan hal-hal yang baik, menjalani dengan laku spiritual Dharma.
Karena dalam hidup ini, tidak ada yang terbebas dari kematian, sebagaimana embun muncul dan lenyap ketika matahari terbit.
Sadhu
BalasHapusSadhu🙏🙏🙏 terima kasih Bhante
BalasHapusSadhu....
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSadhu
BalasHapus