AFIRMASI DAN DOA DALAM BUDDHISME

 


Oleh: Nyanasila, Thera.

Sebagai umat Buddha kita harus memiliki keyakinan kepada hukum karma. Mujur dan malang kehidupan kita merupakan buah dari karma. Jika mujur dan malang karena buah-buah dari karma, lalu bagaimana dengan peran doa dalam Ajaran Buddha. 

Adakah doa ddalam Ajaran Buddha? jika ada kepada siapakah kita berdoa. Jika tidak, lalu bagaimana kita mengarahkan batin pada harapan di masa mendatang, seperti kesehatan, usia panjang, kesejahteraan, dan kelahiran di alam surga?

Menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, ada dua hal yang harus kita pahami, yakni afirmasi dan doa. Dua hal ini sepertinya sama, namun sebenarnya berbeda. Doa[1] merupakan sekumpulan kata yang ditujukan kepada ‘Tuhan’ atau para dewa. Umumnya terdapat dua tipe doa, yaitu 1) permohonan bantuan dan 2) pujian terhadap dewa. Kedua hal ini disebutkan dalam Tripitaka, ‘untuk memohon, memuja, dan menyembah dengan merangkapkan kedua tangan[2] (D.i.240).

Doa-doa tersebut bisa dilakukan dalam batin atau disuarakan, dilakukan secara individual atau kelompok. Kitab Veda, yang merupakan kitab suci agama Brahmana, mengandung ratusan doa kepada beragam dewa. Berbeda dengan Ajaran Buddha, sebagai ajaran yang berfilosofi bebas dari penggunaan istilah “ciptaan”, Ajaran Buddha menyangkal doa dapat bekerja. Hal-hal yang umumnya diharapkan sebagaian besar orang yaitu; kebahagiaan, usia panjang, kelahiran kembali di surga, dan sebagainya- Beliau katakan, bahwa semuanya itu tidak dapat diraih hanya dengan ‘ikrar dan doa semata [3] (A.ii.47). 

Kita bisa bayangkan, jika semua harapan dalam kehidupan ini dapat diraih dengan doa, betapa mudahnya, kita hanya duduk memuja dan menyampaikan apa yang kita inginkan lalu terwujud secara tiba-tiba tanpa ada usaha apa pun, hidup kita akan dipenuhi dengan kemalasan, setiap hari hanya akan duduk untuk memuja dan berdoa. Mahāvastu memberikan pandangan menarik, dikatakan bahwa: “Ketika seseorang berdoa kepada dewa untuk kesejahteraan dan kemudian menjadi kaya. Inilah sebetulnya bagaimana kepercayaan yang salah itu muncul.”

Namun, sisi lain yang menarik, Buddha mengajarkan mengenai afirmasi[4] memiliki nilai penting dalam Ajaran Buddha. Afirmasi adalah suatu tekad kuat untuk mencapai tujuan yang kita impikan, memandu dan meningkatkan intensitas seluruh kekuatan pikiran serta berfokus pada kekuatan itu untuk mencapai tujuan tersebut.

Sebuah afiramsi dapat membuat seseorang bertekad untuk mencapai tujuan tertinggi, pikiran yang teguh, kokoh dan disokong dengan kekuatan juga energi (Sn.8). kekuatan doa bekerja sebenarnya disebabkan oleh kekuatan pikiran, bukanlah campur tangan dewa tertentu.

Afirmasi berperan dalam pencapian Pencerahan Buddha. Beliau menyatakan: ‘Walaupun hanya menyisakan kulit, otot, dan tulang, serta darah mongering, namun tekad Saya tidak akan pernah goyah hingga Saya mencapai apa yang dapat dicapai melalui kemampuan manusia dan kekuatan menusia (A.i.50). Kalimat ini membangkitkan dan memfokuskan energi, kepercayaan diri, dan keberanian yang dibutuhkan untuk bertekad mencapai Nirwana. 

 Buddha juga menyatakan bahwa keteguhan batin ikut berperan dalam pemurnian batin. Beliau berkata bahwa cara efetif untuk melenyapkan sikap mental yang negatif adalah dengan bertekad, bukannya menyerah. Pelenyapan dapat terjadi dengan berpikir demikian, “Orang lain mungkin merendahkan, kita tidak akan merendahkan. Orang lain mungkin akan menguasai, kita tidak akan menguasai, Orang lain mungkin iri, kita tidak akan iri” (M.i.42-3).

 Mari kita melakukan aspirasi dengan afirmasi yang baik dalam setiap perbuatan baik, misalkan setelah kita memberikan penghormatan kepada Triratna, lalu kita beraspirasi melalui kalimat afirmasi "dengan penghormatan ini, semoga mengondisikan kebahagiaan dan kesejahteraan, hingga tercapainya nirwana".



[1]  Avhāyana atau patthanā

[2][2] Āyācanti thomayanti panjalika namassnāmā

[3][3] Na āyācanahetu vā napatthanāhetu,

[4][4] Aditana dan dhiti

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

YUK, KITA BANTU! GOTONG ROYONG RP.10.000

PADEPOKAN MEDITASI BUDDHAYANA

PUASA BUDDHIS