APAKAH BUDDHA MENGAJARKAN PAHAM AGNOSTISME?
Oleh: Ven. Sharvasti Dhammika
Agnostisme merupakan istilah filsafat yang menyatakan mustahil untuk mengetahui segala sesuatu tentang Tuhan. Terkadang dikatakan bahwa Buddha adalah seorang agnotis, namun bukanlah demikian kiranya. Beliau memang jarang menjawab pertanyaan mengenai keberadaan atau sifat Tuhan, hal ini dikarenakan pertanyaan demikian tidak dibahas oleh para pemikir pemimpin ajaran pada saat itu.
Baik Mahavira, pendiri Jainisme, Pῡrana Kassapa, Makkhali Gosāla, Ajita Kesakambali atau Buddha sendiri, tidak membabarkan konsep tentang makhluk tertinggi dimana pun dalam filosofi mereka dan saat ide tentang Tuhan menjadi topik diskusi, Buddha menjelaskan posisinya secara gamblang dan pasti Beliau menolaknya sebagai suatu hal yang tidak dapat dipertahankan secara bukti, logika, dan moral.
Sebagai contoh Beliau mendiskusikan masalah kontradiksi antara Kemahakuasaan Tuhan dan kehendak bebas. Ada beberapa biksu dan pendeta yang percaya bahwa pengalaman apapun yang menyenangkan, menyakitkan atau netral yang dialami oleh seseorang, semuanya berkaitan dengan Tuhan yang tertinggi.
Saya mendatangi mereka dan bertanya apakah mereka mempercayainya dan mereka membenarkannya. Kemudian Saya berkata, “Menurutmu, jika seseorang adalah pembunuh, pencuri, pezinah atau pembohong, pembual, serakah, pembenci, semuanya pasti dikarenakan Tuhan yang tertinggi.” Ketika seseorang menyadarkan jawabannya kepada Tuhan yang tertinggi, (secara logika) seharusnya tidak ada keinginan untuk melakukan, tidak ada kebutuhan untuk melakukan ini atau menghindari itu. Orang demikian begitu bingung, rentan, dan sejujurnya tidak dapat menyebut dirinya sebagai biksu atau pendeta sejati. Inilah sangkalan Saya terhadap mereka yang percaya pada ide dan pandangan yang demikian” (A.I, 174).
Menggarisbawahi pertentangan antara pernyataan bahwa Tuhan adalah Yang Maha Kuasa, Penyayang dengan kekejaman dan kejahatan tak dapat disangkal yang dijumpai di dunia. ‘Mengapa Tuhan tidak menyelesaikan masalah dunia ?’ Jika Dia sungguh Penguasa, Tertinggi, Tuan dari Semua Makhluk, mengapa dunia ini begitu berantakan? Mengapa Ia tidak membuat dunia bahagia?
Jika Dia sungguh Penguasa, Tertinggi, Tuan dari semua Makhluk, mengapa begitu banyak penipuan, kebohongan, kesombongan, dan ketidakadilan? Jika Dia sungguh Penguasa, Tertinggi, Tuan dari semua Makhluk, maka Ia menjadi tidak adil dan kejam karena Ia-lah yang menyebabkan semua hal terjadi’ (Ja, VI, 208). Tidak ada hal yang bersifat agnotis berkaitan dengan hal ini atau pernyataan Buddha apapun berkaitan dengan Tuhan.
Sumber: Ensiklopedia Mini Buddhis
Sadhu .
BalasHapus